wonderful INDONESIA

wonderful INDONESIA

INDONESIA is wonderful

INDONESIA is wonderful

Minggu, 26 Januari 2014

Siapa Jodohku?

jodoh??

semangat ga sih, kalau ngebahas soal yang satu ini?

terus, siapa jodohku?

seperti yang sering dikoarkan bahwa lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik dan sebaliknya, maka tentunya haruslah menjadi pribadi yang baik agar juga mendapatkan jodoh dengan kepribadian yang baik pula, begitu kan?!

eitss, tapi kenyataannya ada lho lelaki yang baik tapi berjodoh dengan wanita yang tidak baik dan sebaliknya (ber’istri/suami’kan yang tidak baik) begitu! gimana itu?

yap! tentunya memang ada beberapa pengecualian seperti itu di dunia ini. apakah itu karma atau hukuman atau malah ujian? tentunya Allah sebagai yang berkuasa penuh atas ini punya alasan tersendiri. sadari bahwa ini hanyalah jodoh di dunia. dan ingat! Nabi pun ada yang berjodoh dengan wanita yang tidak baik (isteri Nabi Nuh) dan anaknya juga. ada lagi contoh wanita yang berjodoh dengan lelaki yang tidak baik (isteri Fir’aun). 

nah, mereka yang imannya sudah terbukti kuat saja diberikan jodoh yang seperti itu di dunia ini, apalagi manusia biasa seperti kita. apa karena Allah tidak saying, tidak cinta? tentu bukan kan?!! itu merupakan salah satu contoh ujian yang diberikan Allah. ataupun ada begitu banyak alas an Allah dibalik keputusanNya memberikan jodoh yang seperti itu di dunia ini. tapi tentunya Allah telah menyiapkan jodoh pengganti terbaik dariNya kelak di akhirat sana. Allah Maha Adil, Allah lah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya.


jodoh…

jadi keinget, sering deh ditanyain soal beginian. seputar ‘jodoh’ ini dan itu.
yah jawabannya ga bakal berubah: 

"harus diperjuangin!!" (҂'̀⌣'́)9

bukan malah pasrah dengan berembel yang katanya "kalau jodoh ga kemana" lah..  berembel yang katanya "tulang rusuk takkan tertukar" lah.. atau berembel yang katanya apaa lah, lain lagi.. 
berembel katanya itu tadi.. jadi alasan kuat buat pasrah, tawakal katanya (apaan tuh tawakal tanpa ada usaha?!!) terus ga ada usaha, cuma modal doa.. ckckckk... parah!
Allah itu Adil, sis bro.. Allah SWT itu Maha Adil.. 

"lu orang pengennye dapet yang terbaik, tapi lu nye aje ecek acak adut begitu, mane bise?!! gile kali.."
nah, itu!
usaha euy! yang sudah ada inceran, koreksi & upgrade tuh diri.. (cieeh)
yang sudah punya dambaan juga wajib gitu.. 
kalau yang belum punya? tapi juga tetep pengen yang terbaik kan?! yah itu tadi juga, usaha! (ง'̀⌣'́)ง

Allah itu, Maha Melihat apa yang sudah diusahakan.. Maha Mendengar apa yang dipinta dari seluruh usaha itu.. Maha Penyayang dan Maha Bijaksana serta Maha Mengabulkan.. Allah yang akan menilai.. Allah yang akan memutuskan dan memberikan yang terbaik.. InsyaAllah..

ingat! Allah tidak akan merubah nasib, kecuali hambanya itu yang berusaha agar dirubah jadi jauh lebih baik lagi.


so, mari terus memperbaiki diri.. agar pantas disandingkan dengan yang terbaik juga dariNya.. 
semoga diberikan yang terbaik, Amiin yaa Rabb.. (˘ʃƪ˘)

Sabtu, 25 Januari 2014

Alarm Cinta: Tulus? Ikhlas?



Cinta yang tulus. Ketulusan cinta yang  selama ini selalu dikoarkan para remaja maupun para dewasa. Is it for real? Entahlah.

Tulus. Tulus itu simple kah? Bisa jadi. Tulus itu sesimpel ketika ‘ketulusan rasa yang dimiliki diri’ itu sendiri merupakan faktor internal yang terlalu kuat untuk dirubah oleh berbagai faktor eksternal apapun alasannya. 


Rasa yang ‘strict’? Bisa jadi. Yaa boleh lah dikatakan begitu. tapi, tentunya dalam koridor maupun sisi yang positif. Bukan obsesif, bukan juga over protektif, dsb.



Ketulusan disini juga sering diibaratkan layaknya seperti kasih seorang bunda kepada anaknya. Begitu tulusnya tanpa mengharapkan timbal balik. Kebahagiaan yang terpancar di dunia anaknya adalah apa yang menjadi tujuan sang bunda. Hmm.. begitu manisnya ketulusan itu dan begitu ikhlasnya.


Ketulusan juga bisa dilihat pada kisah seorang Richard dengan cintanya, dan seorang Leony dengan persahabatannya di posting sebelumnya dengan judul “Ketulusan” (untuk membacanya bisa klik 'BACA' disini). Ketulusan dimana tak harus kita juga berbahagia dengannya, melainkan kebahagiaannya saja sudah menjadi kebahagiaan juga untuk kita. Identik dengan keikhasan ya? Ya! Tentu diiringi dan atau dilengkapi dengan itu. Sepaket lah istilahnya.

Ketulusan juga jelas terlihat di secuplik catatan dari kisah seorang Nola berikut ini..

Hari itu aku suntuk. Begitu suntuknya hingga kemudian kuputuskan untuk berkelana di dunia maya. Kubuka facebook, kemudian twitter. Wah, twitter begitu ramainya. Ramai dengan bahasan seputar cinta, kekasih, luka, bahagia, selingkuh, hingga pernikahan. Hahaa, betapa topik itu sangat digemari dimanapun. Sesaat aku teringat dia, sosok cinta pertamaku. Bagaimana kabar dia sekarang? Seperti apa dia sekarang? Entahlah. Akupun tak tahu menahu soal itu.

Iseng aku mainkan aplikasi ‘search’ di sebelah kanan atas tampilan twitter. Ah, tiba-tiba saja aku teringat kesukaannya dalam menyingkat nama. Huruf demi hurufpun mulai kuketikkan disana, dan ‘enter’. Mulai terlihat mesin pencarinya bekerja, dan muncullah sosok itu. ya, sosok itu. Ardi, cinta pertamaku. Satu-satunya cinta sang pujangga yang pernah mengisi hatiku yang kemudian (meski setelah cinta itu harus berakhir) kubiarkan tetap kosong hingga kini.


Ardi. Ya, dia benar-benar Ardi yang kumaksud. Saat itu sempat terfikir olehku, “Oh Tuhan, kenapa baru sekarang aku mengingatnya dan menemukannya. Andai saja disaat dulu sebelum…”. Kalimat yang kemudian segera kuhentikan seketika saat aku kemudian sadar itu takkan mungkin, dan akupun sadar betul bahwa inilah kisah terbaik yang kini harus mengisi hidup kami.


Aku hanya tersenyum melihat sosok mungil yang ditampilkan sebagai avatar twitternya. Kemudian kuarahkan kursor dan membuka profilnya. Sejenak waktu terhenti. Ada sebuah nama disana, Rani. “Ah, pasti itu kekasihnya yang sekarang” batinku. Hatiku terusik saat itu, ingin tahu siapa dan bagaimana sosok Rani itu. akupun mengarahkan kursor dan membuka profilnya. Aku tak tahu siapa dia, hanya sedikit yang bisa kubaca karena profilnya yang dikunci. Hanya Sesosok gadis ayu nan putih yang bisa ku lihat dari avatar profilnya, akupun tersenyum. “Mereka akan menjadi pasangan yang serasi kan?!” bisikku pada hatiku. Senyum di bibirku tak pernah terhapus. Senyum itu untuk mereka.


Aku kembalikan pada profil Ardi. Saat itu aku hanya ingin tahu seperti apa kicauannya di twitter. Kutemukan beberapa tweetnya yang ditujukan kepada Rani disana. Terkesan bahwa Ardi sangat menyukai Rani dan sudah benar-benar memberikan hatinya. Hati yang dulu pernah terluka olehku. Saat ini ia terlihat begitu bahagia. Ia bahagia karena Rani. Mata inipun mulai berkaca-kaca hingga kemudian beberapa tetes bening terjatuh di pipiku, dengan senyum yang masih menghiasi bibirku.


“Aku turut berbahagia, Kak. Bahagia untukmu.” kalimat itu yang kemudian muncul dikepalaku. Tapi mengapa, ada sengatan yang kurasakan dihatiku. Begitu nyata. “Oh Tuhan, apa lagi ini?” batinku. Sejenak mencoba menyelami diri. “Begini ternyata rasanya. Untuk membayangkan, kalau sebatas bayangan, dia dengan yang lain, rasanya takkan masalah. Tapi ketika didepan mata begini, bahkan hanya dari layar kecil twitter, ternyata respon sang hati begini…….” Kata demi kata mengalir kala itu. Aku hanya bisa meminta maaf pada diri sendiri, pada Sang Rabbi, pada hati, akal, memory, dan semuanya.


“Ketulusan dari bahagiamu yang terpancar melebihi lainnya….” Senyumku masih terus mengembang saat itu. Ada kelegaan tersendiri kala itu karena di sisi lain aku bersyukur dia telah berhenti sekedar bermain-main hingga melukai banyak hati. “….dan itulah yang membuat hati ini terisak dalam dekap senyum tulus.”