Panas terik membakar kulit. Cuaca hari ini benar-benar kurang bersahabat. Sesosok gadis berlesung pipit nampak sibuk menyeka keringat yang mulai mengguyur wajah manisnya dengan menghabiskan beberapa lembar tisu. Wajah yang bersih dan nampak bersahaja dengan balutan hijab berwarna merah hati berhiaskan bros silver. Anggun dan elegan dengan rok dan dress panjang dengan warna yang senada.
“Beb…!!”
Gadis cantik berkulit putih bersih dengan tubuh indah semampai berteriak sambil melambaikan tangannya kemudian berlari kearah gadis berlesung pipit tadi dan segera memeluk sahabatnya itu dengan erat sesaat. Ia masih dengan posisi itu, sebelum kemudian melepasnya ketika sesosok pemuda tampan dengan jaket jeans sudah berdiri didepan mereka sembari melepas senyum.
“Le, Richard udah disini.” Baby berbisik. Leony segera melepas pelukannya.
“Sorry, gue telat banget ya? Macet tadi.” Richard nyengir kuda.
“Gue juga baru. Baby yang tuh yang lama.” Leony tersenyum dan merangkul Baby.
“Ah, ga lama juga kok.” Gadis berjilbab itu membalas senyumnya.
Sesaat kemudian kalimat demi kalimat mulai mengalir mengisi percakapan getir kala itu..
“Gue minta maaf kerna masih tetap gagal. Ya loe tau lah apa. So sorry.” Richard menunduk kemudian mendesah pelan.
“Lalu? Gue sudah bilang dari awal kan.” Baby melirik kearah Leony yang masih mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Gue tetep ga mempermasalahkan itu. Karena loe sahabat terbaik gue.” Leony tersenyum dan menggenggam tangan Baby. Richard memandangi keduanya bergantian.
“Tapi loe tau gue masih tetap ga bisa...”
“Ga masalah. Gue ga masalah. Toh kita sudah sepakat.” Leony segera memotong perkataan Richard.
“Gue cuma ga pengen kalian terluka. Haruskah dilanjutkan tetap seperti ini?” Baby memandangi kedua sahabatnya itu bergantian.
“Kami.. kami harus, Beb. Demi keluarga.” Leony memeluk Baby erat.
Tenggorokan Richard serasa tercekat. Ia pandangi kedua gadis didepannya, kemudian ia hanya bisa menunduk. “Kenapa ini harus begitu sulit?” batinnya.
***
Mereka bertiga bersahabat sejak lama. Begitu dekat. Kedekatan itu membuat Richard menaruh hati pada salah satunya, Baby. Ya, gadis berjilbab itu sudah menawan hatinya sejak lama. Tepatnya, sejak awal perjumpaan keduanya. Leony? Ia tau betul bahwa Richard sangat mengagumi sahabat kesayangannya itu. Itu bukan merupakan masalah baginya karena memang ia tidak menaruh hati pada Richard. Begitupula Baby. Ia juga tidak memiliki perasaan yang sama dengan Richard.
Mereka bertiga dipertemukan dalam satu organisasi sosial. Leony dan Richard sempat berada di departemen yang sama selama sekitar 6 bulan. Project yang banyak membuat keduanya sering bersama.
Suatu hari, Leony mencari Richard dirumahnya untuk meminta tandatangan. Saat itulah ia bertemu dengan Maminya Richard, yang ternyata sahabat dari Mamanya. Sejak saat itu Maminya sering meminta Richard untuk mengerjakan project bersama Leony di rumah saja.
Singkatnya, orangtua mereka memutuskan untuk menjodohkan keduanya. Tubuh Mami Richard sudah lemah karena penyakitnya. Selain itu, umur keduanya dirasa sudah pantas untuk menikah. Leony tau persis, Richard masih begitu mencintai Baby. Sedangkan Richard, ia juga tau persis bahwa cintanya pada Baby hanya sepihak. Ia selalu meyakinkan diri, Baby pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik darinya. Akhirnya, keduanya pun sepakat untuk menuruti keinginan keluarganya.
***
Lihat, ada begitu banyak kisah yang bergulir. Entah di dekat Qta, disekitar Qta, ataupun jauh diluar sana. Ketika hati telah menjatuhkan pilihan, tak ada yang berhak menentangnya. Namun, tidak juga lantas berhak memaksakannya.
Saat Qta mencintai seseorang dengan ketulusan hati. Maka senyum bahagianya akan menjadi senyum Qta, meskipun yang berada disampingnya bukanlah Qta. Tapi kebahagiaannya menjadikan suatu kebahagiaan tersendiri bagi Qta. Dan itulah ketulusan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar